Secara bersinergi (barengan maksudnya) saya liat Kick Andy dan nonton Drama Korea berjudul Jang Ok Jung Living Jn Love. Agak susah juga membagi perhatian dan minat. Toh, saya lumayan berhasil mengambil sedikit-sedikit dari keduanya.
Walaupun berbeda, kedua tayangan ini punya kemiripan. Yaitu keputusan yanbgbenar. Mereka yang diwawancarai Andy F Noya secara cepat dan tepat memutuskan untuk memulai bisnis mereka. Termasuk jenis bisnis dan cara pemasarannya. Sedangkan Jang Ok Jung memutuskan dengan segenap hati, bahwa dia akan melakukan segalanya agar bisa berada di dekat pria yang dia cintai. Segalanya itu termasuk memperoleh kekuasaan dan mempergunakannya untuk bertahan. Dalam film lain saya pernah membaca kalau Jang Ok Jung ini adalah tokoh oposisi. Yaitu si penjahat yang punya banyak rencana licik untuk merebut kekuasaan dari Permaisuri. Hingga pelayan itupun benar menjadi Permaisuri. Tapi dalam drama ini, Jang adalan sang korban. Dari menjadi orang yang dianiaya, Jang berubah menjadi wanita yang memiliki minat untuk menghancurkan mereka yang pernah menginjaknya dulu.
Jadi berfikir, sebenarnya abcd keadaan adalah fakta. Semua orang bisa mengalaminya. Tapi tidak semua menyikapinya dengan cara sama. Tidak jarang yang kabur dari keadaan. Atau memusuhi keadaan dan menyalahkan takdir. Hanya sedikit yang mampu membuat keputusan tepat, cepat dan berani untuk tidak menjadikan kondisi yang ada sebagai penghalang kemajuan. Atau bahkan menjadikannya sarana untuk maju.
Saya sendiri? Hehe... malu saya.... Baru bisa beropini doang. Masih terlalu suka membikin alasan ;P
Jumat, 16 Mei 2014
Rabu, 14 Mei 2014
Pengin Nymph Volumer
Belakangan saya suka sekali buka Get It Beauty di www.youtube.com. Sukaaa liat rias-rias yang sederhana dan tidak terlalu rumit. Juga menghasilkan riasan yang alami. Kayak artis-artis Korea yang berasa tidak pakai make up itu.
Nontonnya sih tidak bahaya tapi akibat dari nonton itu yang bikin kantong berabe. Masalahnya saya terus kepingin beli make up ini itu.
Jadilah saya pergi ke Etude. Nyari Nymph Volumer. Agak kaget karena harganya Rp 478.000. Padahal sebelumnya saya search di web Etude Indonesia lagi ada promo, untuk pembelian sampai nominal tertentu, harganya cuma Rp 180.000. Saya putar badan. Dengan tester, saya sempat nyobain dikit di tangan.
Berulang kali saya liat tangan saya untuk bandingin yang pakai itu dan tidak pakai. Berharap saya bisa nyoba di muka pas mau dandan. Liat, panas atau tidak, cocok tidak dengan kulit sensitif saya. Berulang kali juga saya menyayangkan karena Etude tidak menyediakan sample yang bisa dibawa pulang. Kalau ada sample kan saya bisa pakai dalam jumlah sedikit dulu, nanti setelah saya pakai dan ternyata cocok kan tidak masalah juga beli semahal itu (masalah sih sebenarnya..coba lebih murah...hiks). Di The Body Shop kan saya gitu, coba dulu. Kalau cocok di kulit dan manfaatnya sebanding, baru beli. Jadi saat beli pun berasa lebih ikhlas dan mantap. Karena tahu benar yang diinginkan.
Nontonnya sih tidak bahaya tapi akibat dari nonton itu yang bikin kantong berabe. Masalahnya saya terus kepingin beli make up ini itu.
Jadilah saya pergi ke Etude. Nyari Nymph Volumer. Agak kaget karena harganya Rp 478.000. Padahal sebelumnya saya search di web Etude Indonesia lagi ada promo, untuk pembelian sampai nominal tertentu, harganya cuma Rp 180.000. Saya putar badan. Dengan tester, saya sempat nyobain dikit di tangan.
Berulang kali saya liat tangan saya untuk bandingin yang pakai itu dan tidak pakai. Berharap saya bisa nyoba di muka pas mau dandan. Liat, panas atau tidak, cocok tidak dengan kulit sensitif saya. Berulang kali juga saya menyayangkan karena Etude tidak menyediakan sample yang bisa dibawa pulang. Kalau ada sample kan saya bisa pakai dalam jumlah sedikit dulu, nanti setelah saya pakai dan ternyata cocok kan tidak masalah juga beli semahal itu (masalah sih sebenarnya..coba lebih murah...hiks). Di The Body Shop kan saya gitu, coba dulu. Kalau cocok di kulit dan manfaatnya sebanding, baru beli. Jadi saat beli pun berasa lebih ikhlas dan mantap. Karena tahu benar yang diinginkan.
Selasa, 13 Mei 2014
Minum Obat Batuk
Dalam botol obat batuk terdapat peringatan: dapat menyebabkan kantuk. Ada juga anjuran untuk jangan minum sewaktu akan naik kendaraan sendiri. Biasanya saya menurut.
Akan tetapi, tidak jarang juga mekat.
Hanya, hari ini saya kapok juga. Masalahnya tadi pas naik motor saya merasa mengantuk luar biasa. Sempat juga hampir tidur di jalan. Sampai selama sedetik kehilangan kendali. Bener kaget sekali habis itu. Kapok juga. Jangan-jangan lagi deh... ihhh... berbahaya.
Akan tetapi, tidak jarang juga mekat.
Hanya, hari ini saya kapok juga. Masalahnya tadi pas naik motor saya merasa mengantuk luar biasa. Sempat juga hampir tidur di jalan. Sampai selama sedetik kehilangan kendali. Bener kaget sekali habis itu. Kapok juga. Jangan-jangan lagi deh... ihhh... berbahaya.
Senin, 12 Mei 2014
Tivi di Masa Lalu
Zaman masih kecil dulu, tiap hari minggu ada telenovela berjudul Little Missy. Kalau tidak salah, pacarnya Rudolfo. Rudolfo ini gemar menyamar sebagai pria bertopeng. Dia menolong budak-budak.
Padahal ayah Rudolfo, adalah tuan tanah yang punya banyak budak. Monzerat namanya. Eh sebentar, itu Little Missy atau Rosalia ya? Waduh, kok kacau balau ingatannya.
Dua-duanya sama-sama hiburan yang kami tunggu tiap hari Minggu. Karena pemilik tivi masih sedikit, para tetangga banyak yang berkumpul di rumahku untuk menonton. Menonton rame-rame begitu lebih menyenangkan. Bisa sambil gosip ataupun berkomentar. Jadi sebenarnya dengan peningkatan sosial ekonomi, di sisi lain, mengurangi interaksi antar tetangga.
Hmmm...
Padahal ayah Rudolfo, adalah tuan tanah yang punya banyak budak. Monzerat namanya. Eh sebentar, itu Little Missy atau Rosalia ya? Waduh, kok kacau balau ingatannya.
Dua-duanya sama-sama hiburan yang kami tunggu tiap hari Minggu. Karena pemilik tivi masih sedikit, para tetangga banyak yang berkumpul di rumahku untuk menonton. Menonton rame-rame begitu lebih menyenangkan. Bisa sambil gosip ataupun berkomentar. Jadi sebenarnya dengan peningkatan sosial ekonomi, di sisi lain, mengurangi interaksi antar tetangga.
Hmmm...
Minggu, 11 Mei 2014
Midnight Thougths
Hampir tengah malam. Gerah dan sepi. Hanya ada suara katak bersautan. Sayup-sayup ada suara gamelan.
Aku masih berkutat dengan sebuah harapan.
Aku masih berkutat dengan sebuah harapan.
Jumat, 09 Mei 2014
Mesin Cuci
Terpengaruh film asing, terdesak kebutuhan, dan terdorong oleh kemalasan, saya memutuskan untuk 'live easier'. Yaitu dengan membeli mesin cuci. Duit saya ternyata cuma cukup buat beli mesin cuci dua tabung.
Awalnya lumayan. Kecuali saat mesin cuci bergoyang hebat hingga error sewaktu dipake mengeringkan baju. Masalah muncul saat katup pemutar yang patah. Satu patah hingga tidak bisa dipakai, disusul yang lain. Akhirnya tinggal satu. Yang satu ini dipake bergilir, sistem lepas pakai, untuk ngatur timer, nyuci, dan ngeringin. Lama-lama patah juga. Patah ini di semua sisi, sampai diputer ke semua sisi sudah nggak bisa.
Sebelumnya, saya pernah telpon ke service center dan toko peralatan, mencari katup itu. Tapi tidak ada. Sudah tidak keluar seri ini. Katup yang ada, tidak ada yang cocok.
Akhirnya saya terpaksa memutar mesin cuci dengan tang. Tahu kan tang yang dipake di pertukangan. Saking seringnya, hingga bapak sudah tau, bahwa kalau butuh tang, nyarinya di tempat mesin cuci. Bukan di bak perkakas.
:((
Awalnya lumayan. Kecuali saat mesin cuci bergoyang hebat hingga error sewaktu dipake mengeringkan baju. Masalah muncul saat katup pemutar yang patah. Satu patah hingga tidak bisa dipakai, disusul yang lain. Akhirnya tinggal satu. Yang satu ini dipake bergilir, sistem lepas pakai, untuk ngatur timer, nyuci, dan ngeringin. Lama-lama patah juga. Patah ini di semua sisi, sampai diputer ke semua sisi sudah nggak bisa.
Sebelumnya, saya pernah telpon ke service center dan toko peralatan, mencari katup itu. Tapi tidak ada. Sudah tidak keluar seri ini. Katup yang ada, tidak ada yang cocok.
Akhirnya saya terpaksa memutar mesin cuci dengan tang. Tahu kan tang yang dipake di pertukangan. Saking seringnya, hingga bapak sudah tau, bahwa kalau butuh tang, nyarinya di tempat mesin cuci. Bukan di bak perkakas.
:((
Galau
Saya lagi galau. Walapun saya tidak dapat secara pasti mendefinisikan arti kata galau itu.
Siapa juga mempopulerkannya hingga sekarang hisa jadi tenar.
Siapa juga mempopulerkannya hingga sekarang hisa jadi tenar.
Kamis, 08 Mei 2014
Wish me ;)
Someday, on a sunny day, I sit on a chair inside presidential plane. I just received an important reward and is gifted with chances sitting next to Mr. President in his plane.
Yes, I am happy to be here ;)
Yes, I am happy to be here ;)
True Love
Setelah enam tahun menjanda, Ibu seorang teman akan menikah akhir bulan ini. Yang membuatku terkesan, bukan karena pernikahan di usia senja. Melainkan karena pernikahan ini terjadi dengan kisah yang amat dramatis. Yang bahkan film Korea saja akan mikir ratusan kali untuk menjadikannya cerita, sebab kisahnya terlalu sinetron.
Alkisah, si bapak duluuuu sekali naksir seorang cewek. Setelah lama memendam rasa, dia berniat untuk menyatakan. Sayang, doi kalah cepat. Cewek itu duluan nikah. Patah hati, bapak itu mundur teratur.
Berpuluh tahun kemudian, bapak itu melihat seorang anak cewek yang mirip sekali dengan pujaan hatinya dulu. Bertanyalah dia, dari mana asalnya. Mereka pun ngobrol. Hingga akhirnya anak cewek itu tahu kalau si bapak dulu kuliah di kampus yang sama dengan ibunya.
Suatu hari, saat dalam pembicaraan iseng santai dengan ibunya di Semarang, bapak itu menelpon karena ada perlu dengan bos anak cewek itu. Maka berceritalah gadis itu pada ibunya, kalau dia mengenal seseorang yang satu almamater dengan ibunya.
Ternyata, ibunya mengatakan kalau dia punya teman kuliah yang namanya sama dengan bapak itu. Berhubung nama bapak itu agak unik, gafis itu terdorong untuk mengkonfirmasi pada si bapak jika saja dia mengenal ibunya. Dan ternyata memang iya.
Beberapa bulan kemudian, istri si bapak meninggal karena sakit. Berbulan setelah itu, ibu si cewek mengundang si bapak untuk hadir pada acara reuni. Dari saat itulah, keduanya sering berkabar. Hingga akhirnya, bapak itu punya nyali untuk menyatakan perasaannya yang terpendam bertahun silam. Dan, tereng tereng...akhirnya kedua sejoli itu sepakat untuk membina mahligai rumah tangga.
Oh love, so divine. So wonderful. So amazing. Wish for the same great story for mine ;)
Alkisah, si bapak duluuuu sekali naksir seorang cewek. Setelah lama memendam rasa, dia berniat untuk menyatakan. Sayang, doi kalah cepat. Cewek itu duluan nikah. Patah hati, bapak itu mundur teratur.
Berpuluh tahun kemudian, bapak itu melihat seorang anak cewek yang mirip sekali dengan pujaan hatinya dulu. Bertanyalah dia, dari mana asalnya. Mereka pun ngobrol. Hingga akhirnya anak cewek itu tahu kalau si bapak dulu kuliah di kampus yang sama dengan ibunya.
Suatu hari, saat dalam pembicaraan iseng santai dengan ibunya di Semarang, bapak itu menelpon karena ada perlu dengan bos anak cewek itu. Maka berceritalah gadis itu pada ibunya, kalau dia mengenal seseorang yang satu almamater dengan ibunya.
Ternyata, ibunya mengatakan kalau dia punya teman kuliah yang namanya sama dengan bapak itu. Berhubung nama bapak itu agak unik, gafis itu terdorong untuk mengkonfirmasi pada si bapak jika saja dia mengenal ibunya. Dan ternyata memang iya.
Beberapa bulan kemudian, istri si bapak meninggal karena sakit. Berbulan setelah itu, ibu si cewek mengundang si bapak untuk hadir pada acara reuni. Dari saat itulah, keduanya sering berkabar. Hingga akhirnya, bapak itu punya nyali untuk menyatakan perasaannya yang terpendam bertahun silam. Dan, tereng tereng...akhirnya kedua sejoli itu sepakat untuk membina mahligai rumah tangga.
Oh love, so divine. So wonderful. So amazing. Wish for the same great story for mine ;)
Selasa, 06 Mei 2014
Tentang Kaca
Kenapa kaca ditemukan? Karena manusia suka melihat dirinya sendiri. Karena manusia perlu melihat dirinya sendiri. Keduanya merupakan fakta. Keduanya merupakan kebutuhan dasar.
Kebutuhan menyukai diri sendiri. Kebutuhan melihat diri sendiri, menyukainya, dan berintrospeksi.
Kesemuanya diperlukan agar dapat menjadi sosok yang lebih baik. Agar dapat bersosialisasi dengan orang lain. Agar menghargai diri sendiri. Agar tidak besar kepala atau rendah hati.
Kebutuhan menyukai diri sendiri. Kebutuhan melihat diri sendiri, menyukainya, dan berintrospeksi.
Kesemuanya diperlukan agar dapat menjadi sosok yang lebih baik. Agar dapat bersosialisasi dengan orang lain. Agar menghargai diri sendiri. Agar tidak besar kepala atau rendah hati.
Senin, 05 Mei 2014
Lampu-lampu
Saat take off dan landing tadi saya melongok ke jendela. Ini kedua kalinya saya naik pesawat di malam hari. Saya melihat barisan cahaya itu dan terpana. Indah sekali. Saya teringat pada bintang-bintang dan Star Wars ;)
Sabtu, 03 Mei 2014
Membuang Sampah Plastik a la Simbah
Simbah saya bukan bukan aktivis lingkungan. Tidak kenal green peace ataupu kelompok hebat lain. Beliau hanya pria sederhana dari sebuah pelosok desa di Jawa Tengah yang menggantungkan hidupnya dan hidup keluarganya dari bertani, beternak, dan menjahit. Walaupun begitu, simbah kakung almarhum punya satu kebiasaan unik dalam hal membuang sampah plastik. Kebiasaan ini ditiru ibu saya. Dan entah kenapa juga acap saya lakukan.
Kebiasaan yang saya maksud adalah kebiasaan membentuk kulit sampah plastik menjadi bentuk seperti ini:
Dengan dibikin jadi bentuk ini, sampah jadi ringkas. Sehingga tidak makan tempat di pembuangan. Juga membikin lebih rapi.
Jadi, kalau lain waktu Anda melihat sampah plastik yang bentuknya begini, Anda boleh curiga kalau itu adalah hasil karya saya, ibu, ataupun saudara-saudara kami.
Walaupun tentunya, bukan tidak mungkin, simbah membikin ini karena meniru orang lain juga. Sehingga bentuk lipatan sederhana yang tidak punya hak cipta ini sebenarnya anonim saja pencipta pertamanya.
Kebiasaan yang saya maksud adalah kebiasaan membentuk kulit sampah plastik menjadi bentuk seperti ini:
Dengan dibikin jadi bentuk ini, sampah jadi ringkas. Sehingga tidak makan tempat di pembuangan. Juga membikin lebih rapi.
Jadi, kalau lain waktu Anda melihat sampah plastik yang bentuknya begini, Anda boleh curiga kalau itu adalah hasil karya saya, ibu, ataupun saudara-saudara kami.
Walaupun tentunya, bukan tidak mungkin, simbah membikin ini karena meniru orang lain juga. Sehingga bentuk lipatan sederhana yang tidak punya hak cipta ini sebenarnya anonim saja pencipta pertamanya.
mbak GPS
Dalam perjalanan ke Jakarta, kami berlima semata-mata mengandalkan GPS (Global Positioning System) dan papan penunjuk jalan. Benar-benar mengandalkan alat ini untuk mencari rute Jogja - Jakarta dan alamat-alamat tujuan di Jakarta. Hebat sekali bukan? Cobalah kapan-kapan dan rasakan semua sensasi bingung, senang, dan kesalnya.
Bagaimana tidak, mbak-mbak yang setia ngasih petunjuk arah lewat speaker smart phones ini, seringnya baru bilang 'turn right' saat mobil sudah terlanjur di tengah jalan. Bayangkan kalau kondisi traffic sedang padat merayap di mana setiap inci mempengaruhi hasil tikungan mobil. Atau, saat di jalan layang yang semula lurus dan mendadak bercabang tiga. Sementara mbak-mbak GPSnya masih saja diam seribu bahasa.
Alhasil, beberapa kali kami sempat gambling pilih jalan. Berdasarkan nurani dan, kalau ada, papan penunjuk jalan.
Mbak-mbak GPSnya ya tetap saja kalem bilang 'turn right, straight forward atau turn left', tanpa merasa bersalah atau emosional karena pesannya tidak diterima dengan baik oleh komunikan. Bedakan jika dia adalah ibu, bapak, kakek, nenek, kakek, om, atau tante, pasti sudah disertai nada tinggi, "Gimana sih, disuruh belok kok malah lurus. Salahkan. Harus muter nih. Jauh! Rugi bensin dan waktu. Tidak efisien." Dan rentetan nasehat yang bukan tidak mungkin membikin driver kehilangan kesempatan belok di kesempatan berikutnya. Atau malah harus opname karena gangguan akut pendengaran ;P
Tempo hari kami membikin banyak guyon terkait hal ini. Membandingkan tipe sifat teman, jika dia yang menjadi pemandu GPS. Saya termasuk salah satu yang paling parah. Tidak saja karena akan berteriak super keras. Juga karena rentetan omelan ampuh saya ;P
Jadi, coba deh, kalau Anda orang hebat yang bisa bikin GPS ini ini lebih keren: bikin dia kasih nasehat lebih cepat. Atau kalau Anda seperti kami, sekedar pengguna, mari kita berdoa bersama kalau di tikungan selanjutnya mbak-mbak GPSnya tidak telat bicara.
Bagaimana tidak, mbak-mbak yang setia ngasih petunjuk arah lewat speaker smart phones ini, seringnya baru bilang 'turn right' saat mobil sudah terlanjur di tengah jalan. Bayangkan kalau kondisi traffic sedang padat merayap di mana setiap inci mempengaruhi hasil tikungan mobil. Atau, saat di jalan layang yang semula lurus dan mendadak bercabang tiga. Sementara mbak-mbak GPSnya masih saja diam seribu bahasa.
Alhasil, beberapa kali kami sempat gambling pilih jalan. Berdasarkan nurani dan, kalau ada, papan penunjuk jalan.
Mbak-mbak GPSnya ya tetap saja kalem bilang 'turn right, straight forward atau turn left', tanpa merasa bersalah atau emosional karena pesannya tidak diterima dengan baik oleh komunikan. Bedakan jika dia adalah ibu, bapak, kakek, nenek, kakek, om, atau tante, pasti sudah disertai nada tinggi, "Gimana sih, disuruh belok kok malah lurus. Salahkan. Harus muter nih. Jauh! Rugi bensin dan waktu. Tidak efisien." Dan rentetan nasehat yang bukan tidak mungkin membikin driver kehilangan kesempatan belok di kesempatan berikutnya. Atau malah harus opname karena gangguan akut pendengaran ;P
Tempo hari kami membikin banyak guyon terkait hal ini. Membandingkan tipe sifat teman, jika dia yang menjadi pemandu GPS. Saya termasuk salah satu yang paling parah. Tidak saja karena akan berteriak super keras. Juga karena rentetan omelan ampuh saya ;P
Jadi, coba deh, kalau Anda orang hebat yang bisa bikin GPS ini ini lebih keren: bikin dia kasih nasehat lebih cepat. Atau kalau Anda seperti kami, sekedar pengguna, mari kita berdoa bersama kalau di tikungan selanjutnya mbak-mbak GPSnya tidak telat bicara.
Jumat, 02 Mei 2014
Ibukota
Duluuuu sekali, cita-cita saya adalah kerja di ibukota. Kayaknya kok keren sekali: dinamika usaha, kehidupan yang berdetak. Saya ingin sekali mengeksploitasi semaksimal mungkin potensi saya. Tapi, ibu tidak mengijinkan. Jadilah saya harus bertahan di Jogja.
Seiring waktu, pemikiran saya berkembang. Ibukota, entah mengapa dan bagaimana, telah kehilangan pesonanya. Saya justru makin cinta pada tempat tinggal saya yang istimewa ini. Dan jadilah saya sekarang, bergeleng-geleng melihat deretan orang yang berduyun ke ibukota.
Seiring waktu, pemikiran saya berkembang. Ibukota, entah mengapa dan bagaimana, telah kehilangan pesonanya. Saya justru makin cinta pada tempat tinggal saya yang istimewa ini. Dan jadilah saya sekarang, bergeleng-geleng melihat deretan orang yang berduyun ke ibukota.
Kamis, 01 Mei 2014
Jogjakyu
Pulang ke kotaku, ada setangkup haru dalam rindu. Masih seperti dulu, tiap sudut menyapaku bersahabat.
Ya, inilah Jogjaku. Love it ;)
Ya, inilah Jogjaku. Love it ;)
Langganan:
Postingan (Atom)